Sekolah
kecil ini tampak sepi. Tak ada orang yang berlalu-lalang seperti
biasanya. Berteman hujan yang turun dengan lebatnya, sekolah ini
tampak begitu menyeramkan untuk didatangi seorang diri oleh seorang
gadis seperti ku. Dari kejauhan sudah kuamati sekolah itu, berharap
ada orang disana dan mengurangi rasa takutku. Entah kemana 116 siswa
lainnya, mungkin sibuk dengan kegiatan mereka yang kadang akupun tak
mengerti.
Kulangkahkan
kaki kecilku dengan lesu menuju sekolah itu. Mata sayuku tertuju pada
sebuah benda berbentuk persegi yang ukurannya cukup besar. Sambil
memeluk tumpukan buku dan kertas-kertas ditanganku, kupaksa kakiku
untuk melewati hujan yang membuatku hampir menggigil. Rok abuku yang
agak sedikit panjang tampaknya sudah basah terpercik air hujan. Ah,
lagi-lagi hujan menemani setiap langkahku, setidaknya hujan membuat
tugas menyebalkan ini menjadi sedikit lebih indah meski kulalui
dengan lesu.
Kini
aku berdiri didepan benda persegi ini itu. Benda yang berlatar karpet
merah kosong itu sebentar lagi akan dipenuhi oleh lembaran-lembaran
kertas yag berisi apapun. Kuhembuskan nafas perlahan, merasakan
damainya hujan, aku siap melakukan tugas ini